Home » , » 'Pustun', Debat Daging di Kamar Luthfi

'Pustun', Debat Daging di Kamar Luthfi

Written By Dre@ming Post on Sabtu, 18 Mei 2013 | 16.00

Ahmad Fathanah (tengah), tersangka kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian, menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (17/5). Sejumlah nama yang terseret kasus itu adalah Maharany Suciyono, model Vitalia Shesya, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq, dan Menteri Pertanian Suswono (searah jarum jam). Kecuali Vitalia yang dipanggil KPK, tiga lainnya juga bersaksi dalam sidang terdakwa Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi.
Debat Daging di Kamar Luthfi

Pagi hari, tanggal 11 Januari 2013 sekitar pukul 06.00, mobil yang membawa Menteri Pertanian Suswono bergerak dari Hotel Santika Medan, Sumatera Utara, menuju Hotel Arya Duta di kota yang sama. Suswono diminta Luthfi Hasan Ishaaq, koleganya yang menjadi Presiden Partai Keadilan Sejahtera, untuk bertemu.

Sementara itu, pagi-pagi sekali di Hotel Arya Duta Medan, Elda Devianne Adiningrat, orang yang membantu mengurus perizinan kuota impor daging PT Indoguna Utama, menelepon Maria Elisabeth Liman untuk memastikan agar siap-siap bertemu Menteri Pertanian Suswono. Elisabeth adalah Direktur Utama PT Indoguna Utama, yang saat ini sudah menjadi tersangka kasus dugaan suap kuota impor daging sapi.

Elisabeth memang berangkat ke Medan bersama Elda, Ahmad Fathanah, Soewarso (sahabat Suswono), dan para petinggi PKS lainnya. Misinya adalah menyampaikan data soal perkembangan krisis daging, termasuk fenomena bercampurnya daging sapi dengan daging celeng dan tikus.

”Siapa yang menyediakan akomodasi ke Medan?” tanya Ketua Majelis Hakim Purwono Edi Santosa.

”Saya, dong Pak. Kalau pebisnis itu, kalau di hotel, ya saya yang bayar,” jawab Elisabeth dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (15/5).

Kesaksian itu disampaikan dalam sidang perkara dugaan suap kuota impor daging dengan terdakwa Arya Abdi Effendi, Direktur Operasional PT Indoguna, dan Juard Effendi, Direktur Human Resources Development dan General Affair PT Indoguna.

Elisabeth, Suswono, Soewarso, dan Fathanah kemudian menuju ke kamar Luthfi. ”Saya sampai di kamar ada Pak LHI (Luthfi). Kira-kira dua menit datang Suswono dan Soewarso. Jadi diperkenalkan, ini Ibu Elisabeth, saya dikatakan Ketua Aspidi (Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia),” kata Elisabeth.

Mereka kemudian makan pagi di kamar Luthfi. Elisabeth mengeluarkan makalah satu eksemplar. ”Saya berikan kepada Pak Menteri agar dikaji,” kata Elisabeth.

Elisabeth adalah salah satu pendiri Aspidi, 26 tahun lalu. ”Sekitar 27 tahun lalu, asupan daging kita 50 gram per tahun. Waktu itu kami coba naikkan supaya keturunan kita lebih bagus otaknya. Setelah 26 tahun, asupan naik 2,2 kilogram, tapi setahun terakhir turun 1,9 kilogram, itu pun bercampur celeng dan tikus,” ujarnya.

”Hati saya miris, maka saya ketemu Pak Menteri,” lanjutnya.

Namun, pertemuan yang dinantikan itu justru membuat ia tak menentu. Menteri marah dengan data yang disajikannya. ”Katanya, data tidak absah,” kata Elisabeth.

Goyahkan prinsip

Elisabeth berusaha menunjukkan kesalahan perhitungan dari Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik. Namun, hal itu tidak menggoyahkan prinsip Menteri Pertanian.

Elisabeth juga menyampaikan, saat ini banyak sapi betina lokal yang produktif dipotong. ”Saya sampaikan 100 persen keprihatinan ini sebagai orang Indonesia. Saya sedih melihat kondisi ini,” tuturnya.

Elisabeth marah datanya dianggap tidak valid. ”Menterinya pergi, ya saya minggat,” katanya.

Dua hari setelah menjadi saksi, Suswono pun datang ke Pengadilan Tipikor untuk dimintai keterangan. Ia memang mengakui sempat marah dengan Elisabeth yang membawa data tidak valid. ”Beliau sampaikan data produksi, juga sampaikan ada data yang salah di Kementerian Pertanian sehingga beliau sampaikan data baru,” kata Suswono.

Safari dakwah

Suswono hadir dalam pertemuan di Medan karena diminta PKS dalam safari dakwah. ”PKS minta saya dihadirkan karena ada dialog dengan para tokoh di Medan,” ujarnya.

Malam sebelumnya, ia sudah mendapat informasi dari rekannya, yaitu Soewarso, bahwa ada pelaku usaha yang yang akan mengajak bertemu.

”Saya katakan kepada Elisabeth, bagaimana bisa yakini data ini. Kami pakai data ilmiah dari IPB (Institut Pertanian Bogor). Kaji dulu, kalau perlu lakukan seminar dulu,” papar Suswono.

Pertemuan pun hanya berlangsung sekitar 20 menit. Luthfi mengatakan, tidak ada pembahasan soal kuota impor dalam pertemuan itu.

Pertemuan tersebut murni untuk membicarakan keresahan masyarakat soal krisis daging.

Dalam sidang itu, krisis daging tersebut kemudian memunculkan isu tentang celeng dan tikus. Tentu yang dimaksud daging celeng dan daging tikus, bukan makna kiasannya.



'Pustun' dalam Obrolan Luthfi dan Fathanah

 Ada yang menarik dari persidangan kasus dugaan suap kuota impor daging sapi yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (17/5/2013). Tim jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi memutar sejumlah rekaman pembicaraan yang diduga sebagai obrolan antara mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah.

Selain mengungkapkan soal rencana pemberian fee Rp 40 miliar, sejumlah rekaman menunjukkan keakraban antara Luthfi dan Fathanah. Misalnya saja, salah satu rekaman yang dibuka dengan obrolan seputar istri.

"Istri-istri antum (Luthfi) sudah menunggu semua," ucap Fathanah kepada Luthfi sambil terkekeh.

Luthfi pun membalas ucapan Fathanah itu dengan tertawa, lalu berkata, "Yang mana saja?"

"Ada semuanya," ucap Fathanah.

Setelah itu, Luthfi bertanya lagi, "Yang pustun, pustun apa jawa sarkia?"

"Pustun," jawab Fathanah kemudian terdengar tawa dari kedua suara ini.

Belum diketahui apa maksud kata "pustun" dan "jawa sarkia" dalam rekaman percakapan tersebut. Jika ditelusuri, kata pustun atau pasthun bisa berarti sebutan untuk orang-orang Pakistan, Afganistan, atau yang berasal dari etnis di Timur Tengah.

Sementara istilah "jawa sarkia" bisa dipandang sebagai dua kata yang disatukan. Jawa merujuk pada suku Jawa, sedangkan sarkia dalam bahasa Arab berarti Sarkiyah, yang artinya timur. Jika digabungkan, "jawa sarkiah" bisa berarti Jawa Timur.

Lantas, benarkah Luthfi memiliki istri dari ras Pakistan dan suku Jawa Timur? Hanya Luthfi dan Fathanah yang bisa menjawab.


sumber : kompas
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Tembok Tebing - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Tembok Tebing