Home » , , » Era Fauzi Bowo? Basuki: Rp 1,5 Miliar untuk Makan Ajudan, Tamu, dan Demonstran

Era Fauzi Bowo? Basuki: Rp 1,5 Miliar untuk Makan Ajudan, Tamu, dan Demonstran

Written By Dre@ming Post on Selasa, 05 Maret 2013 | 15.01

Senin, 4 Maret 2013 | 15:29

Basuki: Rp 1,5 Miliar untuk Makan Ajudan, Tamu, dan Demonstran

Basuki mengatakan, besar anggaran untuk makan ajudan setiap hari tidak sama. Apabila ada tamu atau buruh berdemonstrasi dalam jumlah banyak, itu akan menghabiskan banyak anggaran. "Ya, kita juga kalau tamu banyak, siap-siap juga mengeluarkannya banyak. Kalau sisa, bawa pulang deh, dana operasional bisa digunakan buat apa saja asal enggak masuk kantong sendiri," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut.
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membenarkan adanya anggaran sebesar Rp 1,5 miliar untuk ajudan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Namun, anggaran itu tidak hanya untuk biaya makan ajudan.

Anggaran tersebut tertera dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2013 dengan nama Konsumsi Harian Pegawai Kebutuhan Pimpinan Daerah. Alokasi anggaran ini berada dalam pos anggaran Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri.

Basuki mengatakan, anggaran itu memang ditempatkan pada pos tersendiri. Bila tidak mencukupi, anggaran akan ditambah dengan dana yang diambil dari dana operasional Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.

Menurut Basuki, anggaran tersebut tidak hanya digunakan untuk makan ajudan, tetapi juga anggaran makan tamu-tamu yang datang kepadanya. "Yang rutin, ya, yang biasa pakai rantang itu. Sistem itu rutin untuk rantang rutin. Kalau kita beli-beli sendiri, kan, harus pakai uang operasional kita. Jadi, bedanya di situ saja. Kalau yang resminya, kan harus ada pemasok dan supplier yang jelas," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (4/3/2013).

Basuki mengatakan, besar anggaran untuk makan ajudan setiap hari tidak sama. Apabila ada tamu atau buruh berdemonstrasi dalam jumlah banyak, itu akan menghabiskan banyak anggaran. "Ya, kita juga kalau tamu banyak, siap-siap juga mengeluarkannya banyak. Kalau sisa, bawa pulang deh, dana operasional bisa digunakan buat apa saja asal enggak masuk kantong sendiri," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Direktur Eksekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Legislatif dan Eksekutif (Majelis) Sugiyanto mengatakan, anggaran tersebut tidak ada dalam APBD tahun 2012. Anggaran itu juga jauh lebih besar daripada alokasi pendidikan warga Kepulauan Seribu.

"Kita tidak tahu berapa jumlah ajudan, pengawal, dan lainnya, tapi jumlah itu sangat besar karena karyawan yang pegawai negeri sipil (PNS) sudah menerima gaji," kata Sugiyanto.

Sugiyanto memberikan contoh, apabila dibagi 12 bulan, artinya uang makan harian yang mereka (ajudan) itu dapat mencapai Rp 4 juta per hari. Ia berharap Jokowi dan Basuki bisa menjelaskan kepada masyarakat mengenai alokasi uang makan tersebut.

Tak Ada Alokasi Uang Makan Ajudan di Era Fauzi Bowo

JAKARTA - Pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI 2013 terdapat alokasi anggaran dengan nama Konsumsi Harian Pegawai Kebutuhan Pimpinan Daerah. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai konsumsi bagi ajudan dan pengawal Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Dalam masa pemerintahan mantan Gubernur Fauzi Bowo, tidak ada alokasi anggaran serupa dalam APBD DKI 2012. Berdasarkan APBD DKI 2013 yang telah dipublikasikan dalam situs web www.jakarta.go.id, jumlah total anggaran belanja dalam pos Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri pada masa pemerintahan Jokowi-Basuki ini lebih besar dibandingkan dengan alokasi APBD DKI 2012. Pada tahun ini, anggaran biro kepala daerah berjumlah Rp 33 miliar, sedangkan pada 2012 hanya Rp 27 miliar.

Beberapa anggaran yang dibelanjakan Jokowi-Basuki juga banyak yang lebih besar bila dibandingkan era Fauzi Bowo. Anggaran telepon, air, listrik, internet (TALI) rumah dinas, misalnya, ditetapkan sebesar Rp 1,2 miliar. Tahun 2012, anggarannya sebesar Rp 653 juta.

Selain itu, anggaran upacara bendera tahun ini mencapai Rp 600 juta, sebelumnya Rp 400 juta. Anggaran jamuan resmi Pemprov DKI 2013 sebesar Rp 5 miliar, tahun sebelumnya Rp 3,2 miliar. Anggaran lain yang juga besar adalah penerimaan dan pelayanan tamu, yakni Rp 1,1 miliar, sementara tahun 2012 sebesar Rp 800 juta.

Alokasi uang makan bagi pegawai pribadi Jokowi-Basuki di atas jauh lebih tinggi dibandingkan alokasi pendidikan dan perbaikan gizi di Kepulauan Seribu. Pada pos pendidikan Kepulauan Seribu, anggaran peningkatan mutu pendidikan pembinaan pembelajaran tematik sekolah dasar (SD) kelas I, II, III SD tingkat kabupaten dianggarkan sebesar Rp 104 juta. Adapun anggaran perbaikan gizi balita dan anak Kepulauan Seribu dianggarkan Rp 354 juta.

Pangkas anggaran

Menanggapi besarnya alokasi anggaran tersebut, Jokowi berjanji meninjau kembali anggaran yang telah dapat dicairkan dan digunakan tersebut. Apabila masyarakat menilai alokasi anggaran tersebut terlalu besar, Jokowi berjanji akan memangkas anggaran yang dirasa tidak perlu.

"Saya akan tinjau lagi karena enggak mungkin saya mengerti semua. Kalau memang anggaran itu dianggap tidak efesien, kan masih dalam anggaran, realisasinya bisa saya potong," kata Jokowi.

Saat ditanya tentang anggaran keperluan pidato gubernur yang mencapai Rp 500 juta, Jokowi mengimbau agar masyarakat juga mencermati anggaran bernilai besar yang memiliki pos dan digunakan sebagai program unggulan. "Tidak mungkin juga saya perhatikan sampai detail sekali, sampai uang makan ajudan. Yang penting itu saya cermati, jangan hanya mengurus yang kecil waktu buka APBD, tapi cermati yang gede-gede juga. Saya enggak pernah mengurusi yang begitu," kata Jokowi.

Secara terpisah, Basuki mengakui adanya alokasi anggaran uang makan ajudan sebesar Rp 1,5 miliar dalam APBD DKI 2013. Untuk biaya makan dan minum Gubernur dan Wakil Gubernur, akan diambilkan dari tunjangan dana operasional kepala daerah.

"Jadi begini, ada pos itu sendiri. Kalau memang enggak cukup, baru kita pakai semua dari dana operasional kita," kata Basuki.

Selain untuk makan para ajudan, Basuki mengatakan bahwa anggaran tersebut juga digunakan untuk tamu-tamu atau para demonstran yang datang berkunjung kepadanya atau Gubernur. Pengadaan makanan untuk para ajudan dan para pengawal itu dilakukan dengan cara yang mudah, dapat melalui supplier atau membeli makanan sendiri-sendiri.

"Besarannya per hari ya tidak tentu, tergantung tamu yang datang. Kalau demonya banyak, kita mengeluarkan biaya makan juga banyak. Kalau makanannya sisa, bisa dibawa pulang. Operasional bisa buat apa saja, asal enggak masuk kantong," ujar mantan Bupati Belitung Timur tersebut.


sumber : kompas
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Tembok Tebing - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Tembok Tebing